A Dikirim pada 3 Juni, 2015 oleh nickystott
Juru bicara Freedom Flotilla Papua Barat, Izzy Brown, telah mengkonfirmasi bahwa Freedom Flotilla akan membentangkan layar dari Darwin pada tahun ini untuk melakukan aksi langsung terbaru mereka di lautan untuk menyorot kerusakan yang dilakukan oleh korporasi multinasional dan pemerintahan kolonial pada lahan dan masyarakat Papua Barat; terutama menargetkan pemilik saham terbesar di pertambangan Freeport di Timika, yaitu korporasi Rio Tinto.
”Kami menargetkan Freeport karena pembunuhan masal yang mereka lakukan di Papua Barat sangatlah menjijikkan. Selain membiayai militer Indonesia untuk membunuh masyarakat pribumi Papua Barat, mereka juga meracuni tanah dan perairan di Papua Barat hingga titik yang mustahil untuk diperbaiki, tanpa mempedulikan standar lingkungan internasional sama sekali,” kata Brown. Freedom Flotilla Papua Barat telah berhasil melewati Angkatan Laut Indonesia dan petugas pemerintahan Australia pada tahun 2013, ketika mereka berhasil melakukan misi mereka untuk menghubungkan kembali masyarakat Papua Barat dan kaum Aborigin. Setelah melewati perjalanan sejauh 5000 kilometer dari Danau Eyre di Australia Selatan hingga titik yang disebut sebagai “perbatasan Indonesia” jauh di Utara pada selat Torres; Tetua Arabunna, Paman Kevin Buzzacot, memberikan air suci dari lahan mereka sendiri disertai abu dari upacara sakral yang dilakukan diantara dua kapal kecil diluar teluk selatan Papua tersebut, dengan menghindari intersepsi oleh petugas pemerintahan. Aksi tersebut berhasil mendapatkan perhatian sorotan media global kepada isu Papua Barat.
FREEDOM FLOTILLA dan FORUM PEMBEBASAN PAPUA BARAT, DARWIN 2015
Dikirim pada 3 Juni, 2015 oleh nickystott
Paman Kevin Buzzacott dan Freedom Flotilla Papua Barat akan berpartisipasi dalam Forum Pembebasan Papua Barat di Darwin pada bulan Juli untuk memperingati Pembantaian Biak, dengan fokus kepada pembangunan jaringan pribumi Papua Barat dan Australia. Tetua Aborigin Larrakia dan Arabunna June Mills dan Paman Kevin Buzzacott, bersama dengan organisasi-organisasi Papua Barat Australia, kelompok-kelompok pribumi, dan para pendukung non-pribumi akan berkumpul di forum ini pada 4-6 Juli untuk berpartisipasi dalam diskusi, workshop, berbagi cerita, dan pertunjukan musik. Pemimpin Papua Barat yang terusir, mantan tahanan politik dan anggota dari Persatuan Pergerakan Pembebasan Papua Barat, Jacob Rumbiak, juga akan menghadiri Forum Pembebasan tersebut setelah kembali dari Kepulauan Solomon dimana ia telah memfasilitasi penyertaan keanggotaan Papua Barat dalam badan regional yang tangguh, Melanesian Spearhead Group.
“Kami bekerja untuk kedamaian dan keadilan di dunia, dimulai dari area kami, Pasifik.” kata Rumbiak. Paman Kevin Buzzacott telah mengkonfirmasi bahwa Forum Pembebasan Papua Barat akan mengeluarkan pernyataan publik dan rencana aksi untuk memperingati Pembantaian Biak, dimana lebih dari 150 orang telah disiksa dengan brutal, hingga kemudian dibunuh dan dibuang tubuhnya di lautan; setelah aksi protes mendukung kemerdekaan pada kepulauan utara Papua Barat, Biak, Juli 1998.
“Kami tidak bisa membiarkan pembunuhan ini didiamkan pada pintu kami. Kami harus menantang kekuasaan Indonesia. Kami harus memerdekakan Papua, dengan risiko apapun.” kata Buzzacott.
Kontak Media untuk Forum Pembebasan: Uncle Kevin Buzzacott, Tetua Arabunna 0431157747
Kontak media untuk Papua Barat: Ronny Kareni, Juru Bicara Media Papua Barat 0401222177