Setelah menjalani perjalanan darat sejauh 5000 km dari Danau Eyre, kini Freedom Flotilla sedang berada di Cooktown wilayah utara Queensland dan melanjutkan pelayaran menuju wilayah Papua Barat.
Delegasi Freedom Flotilla yang dipimpin oleh para Tua-tua Adat Aborigin, melibatkan para seniman, pembuat film, aktivis, suaka politik Papua berkumpul di Cooktown siap menyebarang Selat Torres menuju wilayah Papua Barat.
Misi utama Freedom Flotilla untuk menyatukan kembali keluarga besar Aborigin dan Papua Barat yang dipisahkan oleh mencairnya es 10.000 tahun yang lalu, dan pengaruh kekuasan penjajah asing.
“Dulu kita satu banggsa, sampai sekarang kita masih tetap satu banggsa, kita harus mempertahankan hubungan budaya antara kita, kini tanah asal memanggil kita” kata Tuan Kevin Buzzacott, pemilik tanah ulayat Arabunna dari Danau Eyre, Australia Selatan.
Freedom Flotilla sedang berlayar dari Australia menuju Papua Barat, sebuah wilayah yang dikuasai oleh pemerintah Indonesia dan melarang wartawan dan LSM internasional memasukinya, dimana wilayah ini juga terdapat para tahanan politik, dan diperkirakan 546.000 orang dibunuh sejak tanggal 1 Mei 1963 wilayah Papua Barat diserahkan oleh Perserikatan Banggsa Banggsa (PBB) kepada Indonesia.
Para anggota Freedom Flotilla baru menyatakan ucapan kehormatan dan solidaritas sama Missao Paz em Timor. Pada tahun 1992, Kapal Lusitania Expresso berlayar dari Portugal menuju Timor Leste pada saat Timor masih dijajah oleh Indonesia. Pesertanya bermaksud memberi persembahan bunga di kuburan Santa Cruz, setelah peristiwa Santa Cruz Berdarah tahun 1991. Meski mereka datang membawa persembahan damai, mereka dihambat dan diancam oleh Angkatan Laut sehingga tidak bisa mendarat di Dili. Tetapi kejadian yang berikut peristiwa Santa Cruz Berdarah ternyata menjadi saat yang menentukan jalan Timor menang kemerdekaannya, dengan cara membangun kesadaran dunia dan solidaritas dari orang orang yang rela berjuang buat kebebasan Timor Leste.
Hari ini salah satu pembangun Missao Paz em Timor juga sampaikan pernyataan dukungan kepada kelompok Freedom Flotilla West Papua.
“Misi ini tentunya merupakan misi khusus untuk menjaga dunia ini aman, adil dan damai, maka kita harus memulai dari wilayah di mana kita tinggal, yaitu wilayah Pasifik” kata Jacob Rumbiak, salah satu pendiri kelompok Freedom Flotilla.